Jumat, 19 Oktober 2012

Drama Persahabatan


“PERSAHABATAN SEJATI”

Di suatu sekolah swasta, ada sebuah persahabatan erat yang sudah berjalan selama 3 tahun. Mereka adalah Risma, Tari, dan Selvi. Tetapi, terdapat seorang siswa yang jahat bernama Karin. Karin sangat tidak disukai oleh persahabatan ini.
            Pada siang hari di taman, Risma dan Tari sedang berbincang-bincang sementara Selvi sedang pergi ke Perpustakaan.
Tari      : “Ris, kita buat surprise buat Selvi yuk! , Lusa dia kan Ulang Tahun!”
Risma  : “Oh ya aku lupa, Kita kasi surprise apa ya?, Gimana kita cuekin dia sampai kesel dulu, trus kita kasi surprise J
Tari      : “Ide bagus Ris,, trus surpriseya?”
Risma  : “Entahlah,, aku pikirkan dulu”
Tak disengaja Karin telah mendengar pembicaraan mereka dari kejauhn.
Karin    : “Ngomongin apa sih kalian?, kayaknya seru banget!”
Risma  : “Rahasia dong!, Bukan urusanmu juga. KEPO!!!”
Tari      : “ke kantin yuk Ris,, laper nih!!”
Risma  : “Dasar Tari, mikir makan aja. Tapi gak gemuk-gemuk, tetep kurus gitu.
Karin    : “Ikutan dong!”
Tari dan Risma pergi meninggalkan Karin sendirian di taman, dan langsung menuju kantin.

Keesokan harinya, Selvi pun datang pagi-pagi ke sekolah, Kebetulan Karin telah menunggunya di depan kelas.
Karin    : “Pagi sel!,,” Hmm,, Sel besok Ulang Tahunmu ya? Mau tau gak rencana buruk sahabatmu buat kamu?
Selvi     : “Hahh?? Rencana buruk?, Maksudmu Risma? Tari? gitu?. Mana mungkin!”
Karin    : “Aku tau mereka akan ngasi surprise apa buat kamu. Ini pasti akan jadi surprise terburuk yang pernah kamu dapatkan. Mereka akan...
Selvi     : “Apa?” (memotong pembicaraan)
Karin    : “Mereka itu akan membuat kamu tidak punya teman di sekolah ini. Tapi, kalo kamu nggak mau seperti itu, kamu bisa jadiin aku temanku kok!”
Selvi     : “Ah bercanda kamu Rin!, Mana mungkin mereka begitu!”
Karin    : “Kalau gak percaya liat aja nanti. Kamu pasti bakalan nyesel kalo gak dengerin omonganku deh.Terserah kamu mau percaya atau tidak. Lebih baik kamu ngindarin mereka deh, biar kamu gak dibikin sengsara sama mereka.”
Selvi pun pergi meninggalkan Karin dan berlari dengan muka pucat.
Karin    : “Semoga dia percaya, ini pasti bakal jadi film yang seru deh!”
                          “Ha.. ha.. ha..”
Pada saat istirahat. Risma dan Tari pergi ke kantin. Dan ternyata disana Selvi telah duduk sambil makan mie. Tari dan Risma lewat tanpa menghiraukannya.
Selvi     : “Hi Ris.. Hi Ta...”
(Risma & Tari tidak menghiraukannya, dan langsung meninggalkan Selvi)
Selvi     : “Ternyata, benar yah kata Karin. Mereka memang menghindar dariku dan membuat aku sengsara” (gumamnya)
Karin    : (datang menghampiri Selvi)
                          “Gimana Sel,, Enak gak rasanya kalo gak dihirauin, apalagi sama sahabat sendiri,, Uuuhh... sakit...
Selvi     : “Kamu benar Rin, mereka sudah tidak menganggapku sebagai sahabatnya”
Karin    : “Baik lah, kalo sekarang kamu udah nyadar!”
Setelah kejadian tadi Selvi makin dekat dengan Karin. Karin selalu mencuci otak Selvi, untuk menghancurkan persahabatan 3 remaja ini.
Keesokan harinya, inilah Hari Ulang Tahun Selvi. Risma dan Tari telah datang pagi-pagi ke sekolah untuk mengejutkan Selvi.
Risma  : “Tar, udah bener kan kamu beli kuenya?”
Tari      : “Udah lah Ris, ini kan demi sahabat kita!”
Risma  : “Iya, ya... Selvi pasti banggga deh punya sahabat kayak kita.”
Tari      : “Ah, jadi orang jangan keGR’an gitu dong jadi orang,”
Risma  : “Biarin... Oh ya!, Kamu taruh kuenya dimana?”
Tari      : “Tenang aja deh, aku udah taruh kuenya di tempat aman deh,”
Risma  : “Ok!, aku percaya sama kamu,”
Tanpa diketahui ternyata Karin telah mengetahui tempat ditaruhnya kue oleh Tari. Dari paginya Karin telah mengikuti langkah kaki Tari. Karin telah menukar kuenya.
Tari      : “Ris,, nih kuenya (Tari telah yakin dengan kuenya, tanpa mengeceknya kembali)
Risma  : “Udah bener kan?”
Tari      : “Udah lah, ‘Kue cantik dengan tulisan Happy Birthday My Bestfriend’,”
Risma  : “Semua udah siap, jadi kita sekarang samperin Selvi!”
Tari      : “Go!”
Tari & Risma : Happy Birthday Selvii..... J
Selvii tidak percaya, Tari dan Risma yang telah dia anggap sebagai mantan sahabatnya memberikan surprise. Selvi pun langsung membuka tutup kuenya..
Selvi     : “Tega yah kalian!” (Selvi kaget kue yang diberikan itu bertuliskan “Happy Birthday Penghianat” Dia langsung membuang kuenya,dan kuenya langsung hancur)
Tari      : “Loh? Kok dibuang  Sel?
Selvi     : “Trus, kalian suruh aku buat makan kue yang tidak ikhlas ini gitu! L
Risma  : “Maksudmu gimana Sel?”
Selvi     : “Karena aku dekat sama Karin, kamu anggap aku penghianat gitu. Asal kalian tau ya, Karin itu tak seburuk yang kalian pikirkan. Seharusnya kalian lah yang pantas dianggap sebagai penghianat yang sudah ngianatinku!”
Tari      : “Aku masih gak ngerti deh Sel,?”
Selvi     : “Kalian tega banget sih!, membiarkan hari spesialku ini menjadi sangat tak berarti!. Terima kasih atas penghindaran kalian. Dan satu lagi, Ini merupakan kado terindah yang pernah aku dapatkan dari SAHABAT!”
(Selvi pergi meninggalkan Risma dan Tari dengan tangisannya)
Tari dan Risma mengejar Selvi. Tanpa disengaja dia melihat Karin di belakang sekolah. Mereka medekat.
Karin    : “Waw... Perang Dunia III. Seru deh ngeliat mereka musuhan kayak gini. Apalagi kuenya itu udah aku tukar dan bertuliskan “Penghianat”. Selvi pasti marah besar sama Risma dan tari deh...
(Risma & Tari telah merekam semua ucapan Karin)
Risma  : “Tar, jadi Karin toh biangnya,”
Tari      : “Iya nih, Dia itu gak puas-puasnya ya bikin kita hancur”
Risma  : “Kita harus cepet kasi denger Selvi rekaman ini. Sebelum dia bener-bener ngelupain kita.”
Tari      : “Iya!”
(Risma & Tari pergi menemui Selvi yang sedang menagis di belakang kelas,)
Tari      : “Selvi,,”
Selvi     : “Ngapain kalian kesini?, Belum puas telah buat aku sakitt kayak gini?” Aku kecewa sama kalian,,
Risma  : “Itu nggak seperti yang sudah terjadi Selvi. Kami gak ada niat ngancurin kamu.”
Selvi     : “Trus, penghindaran? Kue? Apa maksud dari semua itu?”
Tari      : “Penghindaran itu cuman bagian dari surprise Ulang Tahunnya Sel, awalnya kami cuman ingin bikin kamu kesel aja!”
Risma  : “Trus, kalau kuenya itu ditukar Karin Sel, Karin lah yang telah menghancurkan kita!”
Tari      : “Kalo kamu nggak percaya, kamu bisa putar rekaman ini!”
(Risma lalu memberikan kotak rekaman kepada Selvi, dan Selvi langsung menekan tombol on!)
Selvi terharu, dia langsung memeluk Risma dan Tari.
Selvi     : “Maafin aku Tar,,, Ris,,, . Aku udah terlalu percaya sama kata-kata Karin!. Aku sudah cepat emosi!. Aku egois!. Aku tidak bisa nahan diri!. Aku...
Tari      : “Jangan nyalahin diri kamu sendiri gitu Sel, yang penting sekarang kamu udah tahu apa yang sebenarnya!”
Risma  : “Sebenarnya kita yang harus minta maaf sama kamu Sel. Gara-gara kita hindarin, kamu jadi dimanfaatin Karin. Aku dan Tari mengaku salah...
Selvi     : “Tidak!, Aku yang sudah salah,,,
Tari      : “Ingat! cuman terjadi kesalah-pahaman. Kita kan udah sahabatan 3 tahun nih, gak mungkin ada yang berani menghancurkan. Walaupun ada yang salah pasti bisa saling memaafkan kan!..”
Selvi     : “Tari benar.. Kalian memang sahabat terbaikku. Terima kasih atas semuanya sahabat J

Selvi, Risma, & Tari : ONE FOR ALL... ALL FOR ONE

~ Tamat ~

Sabtu, 13 Oktober 2012

Target sekolah

akhir-akhir ini badan-badan jadi sakit,,
Gimana enggak!!
        Sekolahku (SPENSAGI) lgi proses membuat sebuah garapan tari untuk maskot skolah. Latiannya jadi harus giat.. Katanya sih nama tariannya itu "ANGGREK WULAN". Nama ini diambil dari lambang SMPN 1 Gianyar yaitu 'Bunga Anggrek Bulan'. Semua berjalan sangat-sangat lancar. Tapi, karena ini menciptakan tarian baru jadi susah juga buatya. latiannya baru 1 bulan dan yang udah bisa itu cuman 1/10 dri bgian tarian.. Hebat bukan??

         Tariannya itu lo bkin sakit pinggang, sesuai dengan namanya Anggrek Wulan. Nah, tariannya juga berpatokan dengan bentuk bunga Anggrek. Gerakannya itu main pinggang semua, pinggangnya di goyang ke kiri abis itu ke kanan abis itu ke kiri lagi. Ah,, badan itu kyak di patah2'in dah pkoknya. Selain itu sekolahku juga bkalan membuat sendratari Kebo Iwa Cilik. Huuffhh... capek banget deh pkkoknya.

        Nah,, targetnya itu garapan ini hrus selesai 5 bulan ke depan. WAW... waktu yang sngat cepat itu, bagaimana cranya mnyelesaikan tarian yang panjang ini. Targetnya sih pngin ditampilkan di Ulang Tahun Kota Gianyar.. Hmm,, smoga mencapai target deh..

       #cemunguth latihannya... :)



Cerpen Sahabat


TITIPAN TERAKHIR Sahabat

Akhir tahun pelajaranku di SMP pun tiba.
            “Aku luluuusss.....”, teriakku saat melihat pengumuman yang tertera di papan pengumunan kelulusan.
            Begitu pula dengan temanku yang lainnya. Mereka  sangat senang melihat kelulusan tahun ini dengan kelulusan 100%. Aku masih belum terpikir dimana aku akan sekolah SMA. Aku masih bingung. Aku pun banyak menanyakan pendapat temanku enaknya sekolah dimana. Namun pendapat-pendapat mereka tidak ada yang membuatku terjerumus. Sampai saatnya murid-muridpun diijinkan untuk pulang. Sampai di rumah, Aku sudah ditunggu Papa dan Mamaku di ruang tamu untuk menanyakan hasil Ujianku. Dengan penuh percaya diri dan kesenangan aku berteriak
            “Mita luluss  ma.. pa...” teriakku.
            “Oh ya??” kata mamaku dengan sedikit bercanda.
            “Iya dong ma.. di urutan ke-3 lo.... Jadi aku pasti bisa deh sekolah dimana aja, di sekolah ternama sekalipun”, kataku dengan penuh percaya diri.
            “Hmm.. okelah mama dan papa percaya. Dan kami telah mendaftarkan kamu ke sekolah di luar kota. Jadi, kamu tidak boleh menolaknya. Menurut pengalaman teman-teman papamu sekolahnya itu sangat bagus dan selalu melahirkan siswa-siswa cerdas”, kata mamaku.
            “Emang nama sekolahnya apa? Dan tempatnya itu dimana?”, tanyaku.
            “Nama sekolahnya itu SMA Antara di Semarang”, kata papaku.
            “Apa??? Berarti, aku harus tinggal di Semarang dong”, kataku dengan sedikit kaget.
            “Iyalah Mit, di sekolah itu sudah disiapkan asrama untuk tempat tinggal bagi siswa dari luar kota. Jadi, kamu nggak perlu takut. Toh, nanti disana kamu juga bakalan punya banyak teman disana”, kata mamaku.
            “Baiklah ma...”, kataku agak kecewa.
            Akupun menikmati penuh hari-hariku di rumah sebelum aku harus meninggalkan rumah tercintaku ini untuk bersekolah di Semarang. Berat juga aku harus meninggalkan rumah ini, rumah yang sudah menjadi sahabatku selama 15 thn walau hanya untuk sementara waktu. Sampai akhirnya tibalah saatnya aku, besok untuk pergi ke Semarang. Malamnya mamaku mengingatkan aku untuk membereskan barang-barang agar jangan sampai ada yang tertinggal. Esok pun tiba. Pagi-pagi sekali papaku membangunkanku untuk siap-siap pergi ke Semarang. Okelah aku pun bangun pagi dan bersiap-siap.
            Pagi ini aku diantar oleh mama papaku ke Semarang. Di perjalanan aku terus memikirkan bagaimana nasibku nanti disana. Memiliki teman baru? Ataukah bakalan tidak punya teman?. Semuanya menghantuiku. Akhirnya, tibalah di asrama. Disana sudah banyak teman-teman dari kota lain. Aku merasa asing dengan keadaan seperti ini. Ku pun mencoba untuk tenang diri. Aku telah mendapatkan kamar, yaitu di kamar no. 7. Akupun memasuki kamar tersebut. Ternyata  disana sudah ada teman yang juga tinggal di kamar itu. Aku hanya tersenyum melihatnya.
            Mama dan papaku membantu untuk meletakkan pakaian-pakaianku di lemari. Dan juga menata kamar ini agar terlihat rapi. Sebenarnya, aku tidak bisa menerima kamar ini. Kamar ini kecil dan tidak terlalu bersih. Namun bagaimana pun juga aku harus tetap tinggal disini. Mama dan papaku pun meninggalkanku untuk tinggal disini. Apa aku akan bisa hidup tanpa orangtua ya?,, Aku merasa takut jika aku tanpa orang tua. Tapi mau gimana lagi, aku harus bisa J.           
            Malam pun tiba, dari tadi itu aku belum ada komuikasi juga dengan teman sekamarku ini. Bahkan, namanya pun aku belum tau. Akupun memulai perkenalan ini.
            “Hai... namaku Mita”, sapaku.
            “Hai juga.. aku Tina”, balasnya.
            Akhirnya kita pun banyak bercakap-cakap tentang masalah-maslah pribdi sekalipun. Setelah lama perbincangan kami, tak terasa hari sudah larut malam untuk mata ini. Kami pun memutuskan untuk tidur dan melanjutkan perbincangan ini esok hari.
            Hari ini merupakan hari pertamaku sekolah. Dan tidak disengaja aku mendapat kelas yang sama dengan Tina. Jadi, aku tidak perlu pusing-pusing lagi nyari teman untuk duduk. Aku pun langsung memilih Tina untuk teman dudukku. Tina pu demikian dia langsung memilihku. Kami pun mengikuti pelajaran untuk pertama kalinya dengan senang. Walau ada sedikit ketegangan, namanya juga siswa baru. Wajarlah J.
            Tak terasa waktu sudah 3 bulan membawa kami tinggal disini. Selama ini pula persahabatanku dan Tina semakin membaik. Kami selalu berbagi tawa bersama. Disaat aku sedih dia selalu menghiburku. Disaat aku senang dia juga ikut senang. Begitu juga sebalikknya. Dengan berjalan sejauh ini persahabatan kami tidak pernah mengalami cobaan-cobaan.
            Namun sudah berjalan sejauh ini. Aku masih belum mengetahui kepergian Tina pada waktu tertentu dan tidak memberi tahukanku. Aku curiga, sebenarnya apa yang disembunyikannya dariku?. Sesekali aku pernah menanyakannya tentang kepergiannya
            “Tin, tadi sore kamu pergi kemana”, tanyaku
            “ Hmm... aku nggak kemana-mana kok, aku cuman pergi sebentar untuk mencari udara egar”, jawbnya.
            “Ooh...”, tanggapku
            Aku meras jawabannya itu kurang masuk akal. Karena semakin curiga, Akupun berniat untuk mengikuti kepergiannya pada suatu sore. Aku mengikuti langkah kakinya keluar asrama dan ternyata di depan dia telah ditunggui oleh seseorang bermobil merah.
            “Kayanya aku tahumobil itu deh”, gumamku sendiri
            Akhirnya aku pun ingat kalau itu adalah mobil ayahnya yang pernah ia tunjukkan fotonya padaku. Tanpa berfikir lagi aku langsung mengikuti mobil itu. Aku terkejut, ternyata mobil itu berhenti di Rumah Sakit. Siapa yang sakit ya?, Pikirku. Aku masih belum bisa membayangkan siapa yang sakit dan kalau emang setiap minggunya Tina ke Rumah Sakit, emangnya dia sakit apa?. Dia pun memasuki suatu Ruangan yang menurutku misterius. Di depannya pun tidak terpampangkan nama ruangannya. Aku berusaha mendengar percakapan mereka dari luar. Namun semuanya sia-sia. Percakapannya tidak bisa di dengar dari luar. Aku pun merasa mungkin memang seharusnya aku tidak mengetahui semua ini
            2 bulan berlalu, kepergian Tina itu semakin sering. Setelah pulang sekolah dia lebih sering dijemput oleh papanya dan beralasan akan langsung pergi ke Rumah Sakit untuk menengok neneknya yang sakit. Aku memitanya untuk bisa ikut menengo neneknya yang sakit. Namun, dia melarangku dengan alasan-alasan agak aneh. Aku merasa makin tidak enak dengan kelakuan Tina akhir-akhir ini. Dia juga jarang untuk melakukan hal-hal yang menyerukan. Akhir-akhir ini dia lebih banyak termenung. Tapi dia tidak pernah menceritakannya kepadaku.
            “Tin, sebernarnya kamu kenapa sih?, ada masalah? Kalo ada masalah kamu jangan pendam sendiri, kamu kan masih punya sahabat seperti aku. Jadi kamu bisa ceritakan ke aku!”, kataku.
            “Mit, aku tidak ada maalah apa-apa kok. Aku baik-baik aja”, katanya.
            “Tapi, akhir-akhir ini aku melihat kamu sering melamun!”, tanggapku
            “Aku cuman memikirkan keadaan keluargaku di desa aja kok, Aku kangen sama mereka. Jadi, aku sedih saat jauh dengan mereka”, jawabnya
            “Oohh..., baiklah aku percaya. Tapi kamu jangan sedih lagi ya. Disini kan masih ada kau J. Dan jika kamu ada masalah ceritain ke aku aja”, jawabku
            “Iya Mit,, Pasti!”, jawabnya.
            Hampir saja aku lupa. Ternyata, 5 hari lahi itu Ulang Tahunnya Tina. Aku masih belum ada persiapan apa-apa. Aku pun meminta usulan dari teman-temanku yang lainnya. Aku menyetujui alah satu pendapat temanku. Aku pun mulai menyiapkannya 3 hari ebelum hari jadinya. Karena ini hari jadinya yang ke-17 maka, aku harus memberikan yang spesial kepadanya. Setelah memikirkan hadiahnya yang cukup lama. Aku memutuskan untuk memberinya sebuah kalung tanda persahabatan kita.
            Ternyata sehari sebelum Hari Ulang Tahunnya dia berpamitan untuk pulang ke desanya. Aku        kaget, berarti aku harus memberikan kejutannya di desanya dong. Konsep yang sudah aku susun sedemikian rupa menjadi berubah. Aku harus mengejutkannya di desa.
            Aku pun memilih 3 teman ku yang lainnya untuk ikut memberikan kejutan Ulang Tahun kepada Tina ke desanya. Dengan penuh kebahagiaan, aku pergi ke desanya. Aku sangat senang. Dan menurutku Tina pasti sangat suka dengan kejutanku ini. Aku sudah sangat percaya diri untuk mengejutkannya. Setelah beberapa lama, kami pun tiba di rumahnya. Kami terkejut!. Rumah Tina penuh orang dengan pakaian hitam-hitam. Pikirku pun melayang.
            “Ada apa ini???”, tanyaku dengan temanku yang lain.
            “Hmm... Mit, kayanya disini ada yang kematian deh”, kata salah satu temanku.
            “ Tapi, siapa yang meninggal ya? “, tanyaku?
.           “Entahlah,, lebih baik kita masuk untuk memastikannya”, jawab temanku yang lain
            Kami berempat pun langsung masuk ke rumahnya. Aku sangat terkejut, ternyata Tina telah meninggalkanku.  Dia tidak akan pernah kembali lagi. Aku langsung menangis histeris. Aku langsung memeluk tubuh Tina yang sudah kaku itu. Aku tidak bisa berbuat apalagi. Semua temanku sudah menenangkanku. Tapi, itu tidak cukup. Aku terus berteriak,, Tin! Bangun tin,,, . Kamu tidak boleh meninggalkannku dulu L.
            Semua sudah terlambat. Aku tidak bisa lagi mengucapkan Ulang Tahun ke dia. Aku sudah terlambat!!!.
            Orang tuanya pun menghampiriku.
            “Mita, kamu harus kuat ya,”, kata mamanya
            “Gimana bisa kuat tante, orang yang selama ini aku sayangi kini telah meninggalkanku”, kataku.
            “Yang sabar ya Mitha,ini semua sudah takdir Tuhan”, kata papanya.
            Aku pun menanyakan kejadian yang menimpanya. Beliau menjawab bahwa, Tina menderita penyakit kanker darah. Penyakitnya sangat susah disembuhkan. Beliau juga berkata dia tidak mengatakan penyakitnya ini kepada siapapun, sahabatnya pun tidak. Karena dia tidak mau membuat orang lain ikut sedih. Orang tuanya pun langsung menyerahkan sebuah diary kecil berwarna pink untukku.
            “Mita, ini diary Tina. Dia berpesan setelah dia meninggal diary ini harus diberi kepada kamu Mita”, kata mamanya
            “Diary?”, kataku kurang yakin
            “Iya, ini diary untukmu”, kata mamanya lagi
            “Terima kasih tante. Aku pasti akan menjaga dan selalu merawat diary ini tante”, kataku.
            Pemakaman Tina pun telah selesai. Sambil menangis di pemakamannya aku membaca halaman terakhir tulisannya
Semarang, 28 Desember 2012
Dear Diary,
Aku udah nggak tahan lagi dgn penyakitku ini. Aku sudah ingin mati. Dokter menapsirkan-ku akan meninggal pada usiaku yang ke-17. Itu sangat dekat. Tapi, aku masih bisa menikmati hari-hari terakhirku ini dengan senang. Karena, sahabatku Mita yang selalu menghiburku. Walaupun dia tidak tahu keadaanku saat ini.
Maafkan aku tidak menceritakannya padamu Mit,,,

          Aku sangat terharu membacanya. Begitu spesialnya aku dimatanya. Dia tepat meninggal pada hari jadinya yang ke-17. Walaupun aku sudah sering menghburnya, aku masih merasa kurang. Aku merasa sebagai sahabatnya, belum bisa membahagiakannya di saat-saat terakhirnya. Aku tidak ada disisinya disaat terakhinya. Aku menyesal.....
            Hari-hariku sangat sepi setelah kepergiannya...
“Walaupun raganya telah tiada, tapi namanya masih tetap hidup di hatiku”


*TAMAT*